www.shutterstock.com
Penambahan
armada dan rute transjakarta, serta penyelesaian tol JORR 2 merupakan
sebuah keuntungan bagi para pengembang di wilayah Jakarta. Hal tersebut
juga akan mendorong pertumbuhan properti di 2015.
JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis properti Indonesia,
khususnya Jakarta, diperkirakan akan terus tumbuh di 2015. Meski tidak
akan sebesar tiga tahun ke belakang, pertumbuhan itu akan tetap
memengaruhi peta kekuatan bisnis properti.
Amran Nukman, Ketua DPD REI Jakarta, mengatakan hal tersebut pada acara Coffee Morning dengan wartawan di Jakarta, Senin (13/10/2014). Amran mengatakan, DPD REI Jakarta memandang optimistis pertumbuhan tersebut.
"Pertumbuhan pada bisnis properti akan tetap ada, walaupun kecil tapi tetap tumbuh. Kalau pada 2012 kemarin naik hingga 40-60 persen, tahun 2015 nanti naik 10-20 persen saja sudah masuk kategori top," kata Amran.
Dia mengatakan, turunnya presentase pertumbuhan bisnis properti itu dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, banyaknya pihak seperti pemerintah dan investor yang menahan diri di tahun 2014 akibat adanya pemilu. Kedua, belum dilantiknya presiden terpilih Joko Widodo membuat banyak pengembang belum berani mengambil keputusan terkait penjualannya. Terakhir, penyusunan anggaran sesuai APBN yang menunggu kepastian kenaikan harga BBM.
Namun begitu, lanjut Amran, pihaknya tetap optimistis mengingat Pemerintah Kota Jakarta juga mendukung pertumbuhan bisnis properti di Jakarta. Naiknya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi gubernur membuat para pengembang di Jakarta sumringah.
"Ahok dapat memberikan dampak positif bagi bisnis properti. Pertama, gaya Ahok ini gaya bisnis, dan kalau ngomong juga pakai bahasa bisnis. Jadi, ini cocok dengan kami (pengembang). Kedua, Ahok beserta jajarannya kini sedang fokus pembangunan infrastruktur di Jakarta," jelas Amran.
Amran menilai, penambahan armada dan rute transjakarta, serta penyelesaian tol JORR 2 merupakan sebuah keuntungan bagi para pengembang di wilayah Jakarta. Hal tersebut juga akan mendorong pertumbuhan properti di 2015.
Namun demikian, tumbuhnya bisnis properti, khususnya di Jakarta, pada 2015 nanti menimbulkan kekhawatiran terhadap tata ruang Jakarta. Seperti diketahui, bahwa kini Jakarta menjadi kota yang penuh dengan pembangunan dan penanaman beton di berbagai wilayahnya.
Menanggapi hal itu, Amran mengaku tak ada masalah antara pertumbuhan properti dengan tata ruang Jakarta. Saat ini Pemda DKI Jakarta sudah menerbitkan ketentuan untuk membangun sebuah bangunan, seperti Rencana Dasar Tata Ruang (RDTR) dan Koefisien Lahan Bangunan (KLB).
"Nantinya produk tersebut akan sangat berguna bagi Jakarta selama beberapa tahun yang akan datang," jelas Amran.
Amran Nukman, Ketua DPD REI Jakarta, mengatakan hal tersebut pada acara Coffee Morning dengan wartawan di Jakarta, Senin (13/10/2014). Amran mengatakan, DPD REI Jakarta memandang optimistis pertumbuhan tersebut.
"Pertumbuhan pada bisnis properti akan tetap ada, walaupun kecil tapi tetap tumbuh. Kalau pada 2012 kemarin naik hingga 40-60 persen, tahun 2015 nanti naik 10-20 persen saja sudah masuk kategori top," kata Amran.
Dia mengatakan, turunnya presentase pertumbuhan bisnis properti itu dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, banyaknya pihak seperti pemerintah dan investor yang menahan diri di tahun 2014 akibat adanya pemilu. Kedua, belum dilantiknya presiden terpilih Joko Widodo membuat banyak pengembang belum berani mengambil keputusan terkait penjualannya. Terakhir, penyusunan anggaran sesuai APBN yang menunggu kepastian kenaikan harga BBM.
Namun begitu, lanjut Amran, pihaknya tetap optimistis mengingat Pemerintah Kota Jakarta juga mendukung pertumbuhan bisnis properti di Jakarta. Naiknya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi gubernur membuat para pengembang di Jakarta sumringah.
"Ahok dapat memberikan dampak positif bagi bisnis properti. Pertama, gaya Ahok ini gaya bisnis, dan kalau ngomong juga pakai bahasa bisnis. Jadi, ini cocok dengan kami (pengembang). Kedua, Ahok beserta jajarannya kini sedang fokus pembangunan infrastruktur di Jakarta," jelas Amran.
Amran menilai, penambahan armada dan rute transjakarta, serta penyelesaian tol JORR 2 merupakan sebuah keuntungan bagi para pengembang di wilayah Jakarta. Hal tersebut juga akan mendorong pertumbuhan properti di 2015.
Namun demikian, tumbuhnya bisnis properti, khususnya di Jakarta, pada 2015 nanti menimbulkan kekhawatiran terhadap tata ruang Jakarta. Seperti diketahui, bahwa kini Jakarta menjadi kota yang penuh dengan pembangunan dan penanaman beton di berbagai wilayahnya.
Menanggapi hal itu, Amran mengaku tak ada masalah antara pertumbuhan properti dengan tata ruang Jakarta. Saat ini Pemda DKI Jakarta sudah menerbitkan ketentuan untuk membangun sebuah bangunan, seperti Rencana Dasar Tata Ruang (RDTR) dan Koefisien Lahan Bangunan (KLB).
"Nantinya produk tersebut akan sangat berguna bagi Jakarta selama beberapa tahun yang akan datang," jelas Amran.
Sumber :
http://properti.kompas.com/read/2014/10/13/171621921/Tahun.Depan.Bisnis.Properti.Naik.10.sampai.20.Persen.